Minggu, 20 Oktober 2013

Screw You, David Moyes

Saya tidak sedang berkeliaran di twitter ketika berita Sir Alex Ferguson pensiun beredar. Tiba-tiba teman saya Aldino Prametra mengabari lewat blackberry messenger:

"Sat emang bener Fergie pensiun?" tanya Aldino,
"Kaga mungkin bray, dia paling ampe ntar lah taun 2016" jawab saya sok tahu.
"Ini rame banget bray di twitter Fergie pensiun." jawab Aldino mempertegas.

Serentak saya langsung membuka twitter dan kaget juga linimasa dipenuhi berita Fergie pensiun. Linimasa twitter kala itu jadi semacam rumah duka. Hampir semua akun pebola dan akun-akun sportnews mengucapkan "belasungkawa" atas pensiunnya manajer yang sudah 26 tahun menangani Man United.

Nama-nama calon pengganti mulai santer bermunculan. Mulai dari Mourinho sampe Jurgen Klopp. Tapi jauh hari sebelom Fergie memutuskan untuk pensiun, beliau ternyata sudah punya calon pengganti pilihannya sendiri which is David Moyes. Fergie mengontek Moyes untuk dateng kerumah beliau karena ada hal penting yang mau disampaikan. Sesampainya dirumah Fergie, tidak pakai basa-basi: "wey lo naek apaan kemari?" atau "cakep ga bray rumah ane? wekekeke" langsung saja straight to the point: "David, kamu pelatih Man United selanjutnya". Moyes bengong dan tidak bisa berkata-kata. Fergie bilang juga berita ini jangan dibeberkan kemana-mana dulu, cukup istri yang boleh tahu.


Cerita diatas sebetulnya tidak penting-penting amat. Tapi bayangkan saja, Fergie nyampein secara personal dan sebetulnya itu bukan cara pendekatan yang etis. Everton sempet murka dan bilang United "tidak tahu sopan santun" karena melakukan pendekatan kepada manajer mereka secara sembunyi-sembunyi. Itu Fergie lakukan biar Moyes sengganya mulai pelan-pelan mempelajari Manchester United. Toh pertandingan liga tinggal dua pertandingan lagi, dan musim segera selesai. Posisi Everton pun sudah "aman" dimata penikmat liga inggris, karena memang Everton dari musim kemusim tidak punya tujuan lain selain bercokol diposisi 4-6 klasemen.

Bulan July tiba. Moyes memulai eranya di Man United. Hasil pre-season yang bisa dibilang buruk untuk United seakan memberi gambaran akan sepak terjang united dimusim ini. Kita semua berharap banyak ketika United dikaitkan dengan Thiago Alcantara, Cesc Fabregas, Leighton Baines, dan Robert Lewandowski. Pemain-pemain yang saya sebutkan barusan tidak ada satupun yang berhasil digaet sampai jeda transfer musim panas ditutup. Olok-olok ditwitter semakin membabi buta seputar untuk United thanks to @Footy_Jokes. Saya sampai malas berurusan dengan social media manapun karena lebih banyak gosip dibandingkan faktanya. Dan tentu lebih banyak olok-olok untuk United ketimbang puji-pujian. Sungguh pemandangan yang tak lazim.

Cukup dengan curhat-curhat tadi, mari bahas strategi. Saya sungguh tidak paham apa yang sebenarnya Moyes pikirkan. Setahu saya, Man United adalah tim dengan pola dasar 4-4-2. Persetan dengan sepak bola modern yang menonjolkan peran gelandang serang dengan satu targetman didepan. Saya kadang ikut-ikut mencoba bermain dengan pola "sepak bola modern" 4-2-3-1 di FIFA13. Tapi saya selalu kesulitan untuk membobol gawang lawan dan selalu kelabakan saat diserang. Entah itu saya yang bego atau memang United kodratnya harus bermain dengan 4-4-2. Toh FIFA13 tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur, tapi dari situ kita bisa lihat, bagian mana dari tim yang sekiranya lemah.

Di era Fergie, 4-4-2 flat adalah permainan menyerang yang mengandalkan kedua sayap sebagai penggedor pertahanan lawan. Pola ini sangat enak dilihat saat United masih diperkuat Cristiano Ronaldo dan Ryan Giggs saat usianya belum tua-tua amat. Dua striker didepan diisi oleh pemain yang berbeda tipe, Rooney sebagai striker pencari bola dan menjalani peran "pemain nomor punggung 10"serta striker yang satunyalagi  adalah "si penunggu bola" macam van Nistelrooy dan Dimitar Berbatov. Datangnya Robin van Persie dan Shinji Kagawa membuat Fergie tergelitik untuk coba-coba memainkan pola lain selain 4-4-2. Dari coba-coba inilah petaka sering terjadi dan tentunya merugikan United. Tapi saya tidak akan membahas masalah itu, fokus saya kali ini adalah Moyes.

Di awal era kepemimpinan, Moyes harusnya bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan Fergie, seperti menaruh Rooney terlalu kebelakang, sehingga dia terlihat seperti pemain jangkar ketimbang penyerang lubang. Ternyata hanya hal ini saja yang Moyes perbaiki. Rooney sekarang tampak lebih bahagia dan menikmati posisi aslinya sebagai penyerang, walau tetap saja posisinya agak sedikit dibelakang van Persie, Moyes sudah benar melakukan trobosan ini.

Moyes sekarang adalah manajer Manchester United, jika dia belum sadar juga, seseorang tolong gedor pintu kantornya dan siram mukanya dengan air. Moyes harus bisa membuang jauh-jauh sifat Everton seperti "jika kalah yasudah, toh kita biasa kalah".

Saya baru saja selesai menyaksikan Manchester United vs Southampton. Pertandingan yang seharusnya berjalan mulus mengingat United main di kandang sendiri. Tapi yang saya lihat adalah united kembali bermain tanpa arah. Sempat tampil menjanjikan lewat umpan-umpan Nani dan Januzaj ke kotak penalty pada babak pertama, dan sempat pula mencuri gol lewat Robin van Persie.

Babak kedua berjalan 11-12 dengan babak pertama, serangan united selalu patah ditengah. duet Carrick-Fellaini kalah mentereng dibandingkan Schneiderlin-Wanyama. Setiap kali united melakukan intersep di daerah pertahanan dan mencoba membangun serangan, Schneiderlin dan Wanyama selalu sukses menghadang. Bola banyak bergulir disektor tengah.

Petaka mulai terjadi saat Fellaini ditarik keluar. Walaupun tampil biasa, Fellaini berfungsi sebagai penyeimbang lini tengah. Yang senantiasa mengcover empat bek sejajar bila diserang dari tengah. Dan tebak siapa yang masuk menggantikan posisinya sebagai penyeimbang? Ryan Giggs.

Ryan Giggs... Saya sarankan sebaiknya anda ini fokus menjadi staff pelatih saja. Ryan Giggs idealnya adalah pemain yang bermain di sektor sayap, bukan gelandang tengah. Moyes seperti mengulang kembali kesalahan yang pernah dilakukan Fergie yaitu memainkan Giggs ditengah. Apa poinnya menduetkan Carrick-Giggs?

Carrick tipikal gelandang yang bergerak mengejar dan merebut bola kembali. Giggs? jangan berharap banyak mengingat usianya yang hampir 40 tahun. Stamina yang prima serta fisik yang kuat adalah atribut utama yang harus dimiliki gelandang tengah. Giggs tidak memiliki keduanya, makanya saya bilang jangan berharap banyak pada Giggs.

Lalu Moyes menarik keluar Rooney dan memasukkan Smalling. Ini jelas merubah komposisi tim, Jones pindah posisi tengah berduet dengan Carrick, Giggs di belakang van Persie. Smalling-Evans dijantung pertahanan.

Jelas sekali itu pergantian yang buruk. United memang sudah unggul 1-0. Tapi itu belum cukup mengingat Southampton terus menggempur united di 20 menit terakhir babak kedua. Memasukkan Giggs dan Welbeck ketimbang Valencia dan Kagawa? Saya benar-benar tidak paham apa yang ada dikepala Moyes?

Moyes semacam ingin bermain dengan cara Everton. Jones berperan sebagai "Johnny Heitinga" untuk United di 10 menit terakhir. Dalam posisi yang mengharuskan untuk menambah pundi gol, Moyes malah meng-everton-isasikan united: Mengganti seorang penyerang dengan bek, jelas akan merubah komposisi tim seperti yang saya singgung diatas.

United butuh pemain baru untuk menambal lubang-lubang dilini belakang dan tengah. Fellaini masih belum cukup. Ferdinand sudah tidak gesit lagi yang membuatnya sering melakukan blunder-blunder yang tidak perlu, form dari Vidic tidak akan lebih dari 80%.

Saya juga heran mengapa pemain kreatif macam Kagawa dicadangkan. Musim ini United sangat miskin kreatifitas dari lini tengah. hanya Nani dan Januzaj yang bisa diandalkan. Rooney juga akhirnya mengalah dan kembali bermain agak kebelakang guna membantu lini tengah, sehingga Carrick-Fellaini/Cleverley bisa fokus bermain sebagai jangkar.

Jika terus menerus gagal meraih angka penuh dikandang maupun tandang, bukan tidak mungkin nasib Man United akan sama seperti yang dialami Liverpool dua musim belakangan. Gagal mengamankan posisi Liga Champions plus terdepak dari "The Big Four"

Kenapa tidak mencoba memainkan kagawa-Rooney dibelakang van Persie? Kenapa malah Giggs yang dimasukan? kenapa masih saja bermental pelatih everton? Kenapa pede sekali meng-everton-isasikan united? Mediocre United.. managed by mediocre manager. FFS.

Well, Screw you Moyes.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar