Selasa, 02 September 2014

Farewell, Danny Welbeck

Jendela transfer musim panas resmi ditutup. Dari semua berita yang saya baca, rata-rata melegakan. Terutama untuk fans Manchester United. 

United sukses merampungkan transfer Radamel Falcao dan Daley Blind. Falcao dengan status pinjaman selama satu musim penuh dan Blind dibeli secara permanen. Dua pembelian yang brilliant.

Ed Woodward membuktikan bahwa dia bukan orang yang omdo. Tapi dibalik semua pemain yang berhasil digaet, saya sangat menyayangkan keputusan untuk melepas Danny Welbeck. Pemain asli didikan United tersebut dilepas ke Arsenal dengan banderol 16 juta poundsterling. Awalnya saya kira Arsenal hanya meminjam Welbeck untuk melapis Olivier Giroud yang harus ditepikan akibat cedera. Andai grafik golnya menanjak seiring musim berganti, saya yakin ia tidak akan dilepas. Masalahnya adalah United kurang tajam. Klub yang awalnya bernama Newton Heath ini butuh seorang poacher yang bisa 100 persen mengkonversikan umpan menjadi goal. Atribut tersebut ada pada sosok Radamel Falcao.

Saya tahu rekor gol Welbeck kurang impresif, dan ia lebih banyak menggocek dirinya sendiri ketimbang bek lawan. Disamping itu ia adalah striker yang dinamis, kemampuan tracking-back yang sangat baik terutama saat dipasang agak melebar di sayap kiri. Ia tak segan untuk mengejar bola dan melakukan pressing terhadap pemain lawan. Lain dengan Cristiano Ronaldo yang hanya ngomel-ngomel dan mengernyitkan dahi saat bola dikakinya dicuri pemain oposisi. Karena mungkin memang Ronaldo tidak memiliki defensife work rate yang baik, dan juga tidak mau buang-buang keringat apalagi sampai merusak tatanan rambutnya.

Menjual Danny Welbeck ke Arsenal seperti balas budi kepada The Gunners yang "rela" memberikan goal-getter mereka Robin Van Persie ke United tahun 2012 silam.

Welbeck saat ini masih 23 tahun. Masih sangat muda untuk dilepas ke tim rival. Satu atribut yang paling saya gemari dari Welbeck adalah kemampuan link-up playnya. Ia kerap melakukan umpan pendek satu-dua dengan rekannya dengan balutan back-heel yang memanjakan mata. Sayang, saya terpaksa harus menonton Arsenal jika ingin melihat aksi Welbeck mempertontonkan kebolehannya.

Semoga di Arsenal ia bisa dipoles menjadi poacher kelas satu dengan clinical-finishing rate diatas rata-rata. Good luck Danny!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar